Sunday 26 October 2014

Aku, Bapak & Motor Vespa

Saya teringat beberapa tahun silam ketika saya menduduki bangku SMA. Saya merengek meminta Bapak untuk dibelikan sebuah sepeda motor bebek alih-alih motor bebek saya malah mendapatkan sebuah motor vespa ala pak Guru. "jangan motor bebek, ini aja. kalo bebek bahaya" kata Bapak. Alasannya karena motor bebek merupakan motor incaran maling dan motor itu punya kecepatan yang tinggi dibandingkan motor vespa. Saya berpikir..mmm... ok, tidak apa-apa. Walaupun sebenarnya saya tahu bahwa Bapak tidak punya uang untuk membeli sebuah motor bebek, karena memang terlalu mahal bagi kami. :)) 

Motor vespa yang Bapak beli sekitar 1-2 juta ini adalah motor yang pertama kali saya gunakan buat belajar mengendari motor. Sungguh pengalaman yang menyenangkan kalau mengingatnya. Motor vespanya sering mogok dan tidak ada tenaganya, kalau boncengan pada saat jalan tanjakan maka yang dibonceng harus turun terlebih dahulu dan mendorongnya, barulah tuh motor bisa berjalan menanjak. hehehe.

Hal yang paling menakutkan adalah ketika motor itu mogok di tengah malam buta. Ini pernah terjadi, jam 11 malam motor yang saya kendarai mogok di tengah jalan buta yang sepi. Jarak ke rumah pun masih sangat jauh. Ok.. saya mulai panik, bagaimana jika motor ini tidak hidup, satu-satunya yang mungkin saya lakukan adalah menelpon Bapak, tapi sudah tengah malam, tidak mungkin saya mengganggu tidurnya Bapak. Terlebih saya harus mencari wartel dahulu, kala itu saya belum memiliki handphone. Lagi pula mana ada wartel pada saat itu. mungkin sudah banyak yang tutup karena setiap orang sudah memiliki handphone. paling satu-satunya cara adalah mencari telpon umum koin-an. Haha. Terpaksa saya mengutak-utik motornya sendirian. Dan simsalabim, motor hidup dan berjalan dengan mengadat-ngadat. Hingga tak jauh dari rumah motor kembali merengek, tapi tak apa saya hanya mendorong sedikit saja. Karena rumah saya sudah terlihat, heehee.

Motor Bapak

Sudah dua kali saya di stop oleh polisi ketika berboncengan bersama Bapak naik motor Vespa. pertama kali adalah ketika kami hendak membeli sesuatu. Seorang polisi yang tidak lebih muda dari saya. Ia akan menilang kami tapi ujung-ujungnya kami berdamai ditempat..haha. saya lupa berapa uang yang saya keluarkan untuk polisi itu. entah 50 - 100 rebu uang saya hilang gara-gara STNK motor yang sudah mati. Yang kedua adalah saat saya menuju Bandara Soekarno Hatta. Beruntung bahwa polisi ini engak menilang dan berdamai ditempat, mungkin ia tahu kalo kami berdua tidak punya uang. haha.

Kecintaan Bapak akan vespa ini terbukti, kini ia mempunyai 4 buah motor vespa yang menurut saya tidak bisa dipakai jalan jauh. Mungkin dari 4 Vespa hanya satu yang bisa dipakai untuk jalan jauh, yang lain cuma menjadi barang tak terpakai. Semua barang-barangnya yang berhubungan dengan vespa berantakan di depan rumah. Saya sudah tidak bisa lagi membedakan mana barang yang terpakai mana yang tidak. 

Beruntung Bapak, kini anak-anaknya sudah bekerja semua. Tidak ada yang menganggur. Adik saya pun sudah dapat membeli sebuah motor matic dengan keringatnya sendiri. Motor itu kerap digunakan Bapak untuk berpergian. Mungkin itu satu-satunya motor yang layak dipakai diantara yang lain. haha. karena motor vespa yang lain itu kerap mogok. Saya bukannya tidak cinta terhadap vespa tapi vespa itu mempunyai kebutuhan yang lebih dibandingkan motor-motor lain. Kalo tidak jago merawatnya ia menjadi rewel. Ibaratnya seperti mempunyai pacar seorang pesolek. Mahal biayanya merawatnya dikit-dikit butuh polesan, *ketok kepala pake palu.

No comments:

Post a Comment